gurukitaa.my.id - Bagi seorang muslim setiap detik di dalam hidupnya itu bernilai bagaikan emas. karena memang Allah berikan kita waktu yang terbatas sekali. aktivitas kita yang sering terulang, seperti sekarang teman-teman yang berkumpul di kantor, sebentar makan siang, kembali lagi kerja, sore pulang ,menghadapi suka-dukanya, macet, padat, malam nanti kumpul sama keluarga ,besok pagi begitu lagi, liburan pun atau weekend pun demikian sama kurang lebih. tapi seorang muslim paham itu semua ada akhirnya.
banyak orang sebelum kita teman-teman lebih tampan, lebih cantik, lebih kaya, lebih pintar, lebih kuat secara fisik, tapi sudah meninggal. Dan kita pun sekarang tinggal menunggu masing-masing ke liang lahat kita. Jadi jangan sampai berbangga dengan kelebihan fisik atau jabatan sehingga lalai.
seorang muslim harus jeli, makanya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata Aku pernah bersama Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, lalu seorang Anshār mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya: “Wahai Rasūlullāh, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda: “Yang paling baik akhlaknya.”
“Wahai Rasūlullāh, mukmin manakah yang paling cerdas?” Ia kembali bertanya.
Beliau bersabda:
“Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.”(HR. Ibnu Mājah no. 4259)
orang mukmin itu cerdas dan jeli, dia harus tahu setiap detiknya akan dihisab oleh Allah subhanahu wa ta'ala. di dalam hadis Nabi sallallahu alaihi wasallam yang shahih bersabda :
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya” (HR. Tirmidzi).
tidak akan beranjak kaki seorang hamba pada hari kiamat kecuali ditanya empat hal tidak ke surga tidak juga ke neraka, di antaranya, waktunya di mana dia habiskan? dan masa mudanya di mana dia habiskan? ternyata waktu sama masa muda ini sama-sama. tetapi waktu kaitannya dengan permasalah global dari masih kecil sampai dia meninggal, kalau masa muda lebih fokus lagi. seperti masa muda energi lagi memuncak, ide-ide lagi briliannya, banyak potensi-potensi yang bisa kita lakukan pada saat muda.
kalau orang sudah tua jalannya jadi lamban, badannya bungkuk, mungkin matanya rabun, tapi orang masih muda banyak sekali yang bisa dilakukan. dan tidak boleh disia-siakan. karena akan dipertanggungjawabkan semua pada hari kiamat kelak. di dalam Al-Qur'an Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
أَفَحَسِبۡتُمۡ أَنَّمَا خَلَقۡنَٰكُمۡ عَبَثٗا وَأَنَّكُمۡ إِلَيۡنَا لَا تُرۡجَعُونَ
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (Q.S. Al-Mu'minun ; 115 )
apakah kalian mengira kami menciptakan kalian sia-sia, dan tidak akan kembali kepada kami ? tidak ada hisab? tidak ada pertanyaan? Allah telah memberikan kepada kita potensi-potensi untuk mengejar apa yang dijanjikan di akhirat.
ingat teman-teman sekalian kita ini adalah anak-anak akhirat, bukan anak dunia. dunia ini tempat mampir, jangan tinggal di sini ! Nabi Adam alaihissalam diciptakan dan seluruh keturunannya untuk jadi penghuni surga. makanya awal diciptakan Nabi Adam tinggal di surga. lalu diturunkan di muka bumi sebagai petugas saja. menjadi pemimpin untuk seluruh makhluk di muka bumi (khalifah) lalu akan kembali lagi ke sana. maka orang yang cerdas pasti akan kembali ke tempatnya.
0 Komentar